lumayan lah kan untuk menekan ongkos pupuk dalam merawat tanaman juga bisa di jual sebagai tambagan keuangan rumah tangga.kompos ini terbuat dari sisa-sisa sayuran rumah tangga seperti sisa kulit buah,sisa batang sayuran dll....
Ini bahan yang kita butuhkan:
- Wadah drum, ember plastik atau gentong
- Wadah diberi lubang didasarnya untuk pertukaran udara
- Bahan sampah yang dipotong 2 – 4 cm
- Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator. Contohnya EM-4, Starbio, Temban. Bahan-bahan ini bisa diganti dengan kompos dari tumbuh-tumbuhan.
- Air
- Alat pengaduk.
Cara
membuat :
- Bahan sampah dimasukkan didalam wadah selapis, kemudian ditambahkan kompos atau mikroorganisma pengurai
- Lakukan terus menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh
- Disiram dengan air secara merata
- Pada hari ke 5 -7, media dapat diaduk-aduk. Pengadukan diulang setiap lima hari dan dihentikan sampai sampah menjadi hitam dan hancur.
- Sampah telah berubah menjadi kompos.
Catatan
:
Pengaturan
suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan. Salah satu faktor yang sangat
menentukan suhu adalah tingginya tumpukan. Tumpukan lahan yang terlalu rendah
akan berakibat cepatnya kehilangan panas. Ini disebabkan tidak adanya cukup
material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan
berkembang secara wajar. Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi, akan terjadi
kepadatan bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi
sangat tinggi dan tidak ada udara di dalam timbunan. Tinggi timbunan yang
memenuhi syarat adalah 1,2 – 2,0 meter dan suhu ideal selama proses pengomposan
adalah 40 derajat-50 derajat C.
Untuk
mempercepat terjadinya proses pengomposan, maka pH timbunan harus diusahakan
tidak terlalu rendah. Namun, pH timbunan yang rendah dapat dicegah dengan
pemberian kapur, abu dapur atau abu kayu.
Bahan
mentah yang baik untuk penguraian atau perombakan berkadar air 50 – 70 %. Bahan
dari hijauan biasanya tidak memerlukan tambahan air, sedangkan cabang tanaman
yang kering atau rumput-rumputan harus diberi air saat dilakukan penimbunan.
Kelembaban timbunan secara menyeluruh diusahakan sekitar 40 – 60 %.
Pada
saat pengomposan akan timbul asap dari panas yang dikeluarkan. Hal ini akan
mengakibatkan timbunan bahan menjadi kering. Agar hal ini dapat diketahui
sedini mungkin, ke dalam timbunan perlu ditancapkan bambu panjang.
Bahan dan Alat:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
Bahan dan Alat:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
oke sahabat blogger trimakasih atas perhatian nya semoga bermanfaat yah infonya.bye ketemu di pembahasan berikutnya.
by:Dede erwani.
by:Dede erwani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar